Sabtu, 14 April 2012
Titanic 3D: Film Berformat 3D dengan Sensasi 2D
Tidak ada yang meragukan kemampuan James Cameron semenjak salah satu masterpiece-nya sukses besar dari segi pendapatan dan prestasi di ajang-ajang penghargaan. Saya berbicara mengenai Titanic, film drama romantic epik yang mengadaptasi dari kisah nyata tenggelamnya kapal Titanic di tahun 1912. Film ini mengisahkan jalinan asmara dua sejoli, Jack dan Rose, yang bertemu di kapal dan menjalin asmara. Satu hal yang menarik dari kisah Jack dan Rose adalah kesetiaan yang mereka punya untuk satu sama lain sampai mereka terpisahkan oleh kematian, membuat kisah Jack dan Rose menjadi kisah cinta tragis yang legendaris, sejajar dengan kepopuleran kisah Romeo dan Juliet. Salah satu film romantis yang harus ditonton!
Dilihat dari segi lainnya, film ini memiliki banyak kelebihan, mulai dari cinematografi, kostum, kualitas akting para pemainnya, dan yang paling penting adalah teknologi yang digunakan untuk menggarap film ini. James Cameron memang tidak main-main saat membuat film ini. Ia “menguras” dana hingga 200 juta dollar untuk membangun set menyerupai lautan Atlantik dan juga membuat replika Titanic. Hasilnya, sebelas piala Oscar berhasil diraih dan nyaris dua milyar juta dollar berhasil dikumpulkan dari perilisan di seluruh dunia.
Kembalinya Titanic dalam Format 3D Film legendaris ini masih bertahan di benak setiap orang sehingga kemunculannya kembali memberikan sentilan sentimentil tersendiri bagi yang menyaksikannya. Apalagi, banyak orang yang tergoda untuk menyaksikannya kembali karena dirilis dalam format 3D. Adakah perbedaan signifikan dari versi awalnya?
Ketika mencoba mengingat-ingat tiap adegan di film ini yang terakhir kali saya saksikan 15 tahun lalu, saya sedikit berharap akan mendapatkan sensasi 3D yang menakjubkan di adegan-adegan tertentu—khususnya adegan di bawah laut, saat penemuan bangkai kapal tersebut dan saat detik-detik terakhir sebelum kapal tersebut tenggelam. Sayangnya, yang saya lihat adalah film dengan kualitas yang nyaris sama dengan yang saya saksikan 15 tahun lalu. Satu-satunya perbedaan yang terlihat adalah kualitas gambarnya yang lebih tajam. Tidak ada sensasi real yang sering saya rasakan ketika menyaksikan film-film berformat 3D. Proses konversi ke format 3D yang dilakukan Fox justru terlihat seperti proses pemburaman film lalu penonton diminta untuk menggunakan kacamata khusus agar dapat menyaksikan film itu untuk mendapatkan kualitas gambar yang prima. So meaningless…
Bagi saya, perilisan kembali Titanic dalam format 3D hanya sebagai pendompleng kesuksesan yang pernah diraih 15 tahun lalu. Penonton diming-imingi sensasi 3D dengan harapan akan dapat merasakan hal yang berbeda dari sebelumnya—di samping sensasi mellow ketika menyaksikan kisah cinta tragis Jack dan Rose.
Sayangnya, bagi saya, rencana tersebut tidak tereksekusi dengan baik. Sepanjang tiga jam, saya menantikan saat itu tiba—saat saya bisa berseru, “Wow! 3D!”, tetapi saya tidak mendapatkan sensasi apa pun—kecuali rasa haru yang kembali terasa ketika melihat perjuangan Jack dan Rose.
Menyaksikan ulang film lawas di bioskop dengan menguras kantong lebih dalam untuk tiket 3D—tanpa sensasi berarti? Bagi saya itu sama sekali tidak worth it.
Tanggal rilis:
4 April 2012
Genre:
drama
Durasi:
194 menit
Sutradara:
James Cameron
Pemain :
Leonardo Dicaprio, Kate Winslet, Billy Zane, Frances Fisher, Gloria Stuart, Bill Paxton
Studio:
20th Century Fox
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar